I. PENDAHULUAN
Semua
agama pada hakikatnya terbentuk berdasarkan wahyu dan tafsir terhadap wahyu
itu. Sistematika pengetahuan agama dibangun diatas landasan argumantasi
rasional dan pangalaman keagamaan yang bersumber dari wahyu dan membentuk
batang tubuh pengetahuan.
Di
dunia ini terdapat bermacam-macam agama, dan untuk mempelajari bermacam-macam
agama tersebut kita harus mempelajari ilmu perbandingan agama. Dimana ilmu
perbandingan agama tersebut bukan untuk mencari tahu agama mana yang paling
benar, akan tetapi hanya untuk mempelajari/mengetahui perbedaan antara agama
satu dengan agama yang lain.
Selain
mempelajari tentang perbandingan agama kita juga perlu mempelajari filsafat
agama. Hal ini di karenakan dalam filsafat agama, agamalah yang menjadi objek
kajiannya.selain itu kita juga perlu untuk mengkaji teologi. Hal ini di
karenakan antara ilmu perbandingan agama, filsafat agama, dan teologi sama-sama
mengkaji masalah ketuhanan. Meskipun sama-sama mengkaji masalah ketuhanan, pada
dasarnya antara ketiganya memiliki perbedaan.
Oleh
sebab itu dalam makalah ini akan di bahas lebih lanjut mengenai pengertian
perbandingan agama, filsafat agama, dan teologi, dan juga membahas tentang
perbedaan antara ketiganya.
II. RUMUSAN MASALAH
Dari pendahuluan diatas, ada beberapa permasalan yang akan dibahas dalam makalah
ini, diantaranya sebagai berikut:
a) Apa
pengertian perbandingan agama, filsafat agama dan juga teologi?
b) Bagaimana
perbedaan antara perbandingan agama , filsafat agama dan teologi?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perbandingan Agama, Filsafat Agama dan juga Teologi
1)
Pengertian
perbandingan agama
Ada beberapa pendapat mengenai makna
dari perbandingan agama, Menurut Louis H. Jordan perbandingan agama berarti ilmu yang
membandingkan asal-usul, struktur dan ciri-ciri dari berbagai agama di dunia,
dengan maksud untuk menentukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya
yang sebenarnya, sejauh mana hubungan antara satu agama dengan agama yang lain,
dan superioritas dan inferioritas yang relatif apabila di anggap sebagai
tipe-tipe.[1]
Sedangkan menurut Mukti Ali ilmu
perbandingan agama adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berusaha
untuk memahami gejala-gejala keagamaan dari suatu kepercayaan (agama) dalam
hubungannya dengan agama lain.[2]
Jadi makna dari perbandingan agama
menurut pemakalah adalah suatu ilmu untuk mempelajari gejala-gejala keagamaan,
antara satu agama dengan agama lain, akan tetapi bukan untuk mencari mana yang
paling benar.
2)
Pengertian
filsafat agama
Berbicara tentang filsafat agama berarti
berbicara tentang kategori umum yang mencakup pluralitas penekanan. Artinya
yaitu seorang filosof dapat mencurahkan energinya pada berbagai topik yang
melibatkan agama dan ia masih disebut filosof agama.
Jadi filsafat agama adalah suatu
penyelidikan yang bersifat kritis tentang agama berdasarkan makna
istilah-istilah, bahan bukti, dan prinsip-prinsip verifikasi. Filsafat agama
dapat diperluas atau dibatasi tergantung
pada perhatian seorang filosof, dan satu-satunya batasan universal yang berlaku
adalah sebagai berikut:
a. Mengemukakan
setidak-tidaknya salah satu dari persoalan yang menyangkut tentang persoalan
keagamaan.
b. Perlu
dimulai dan tetap terikat dengan klaim-klaim dari manusia (positif dan negatif)
yang berkenaan dengan pengalaman tentang apa yang suci, sakral, illahi,
berkekuasaan, dan bernilai puncak, dan hakekat dari wujud yang mungkin dianggap
memiliki sifat-sifat tersebut.[3]
Dalam filsafat agama, agama merupakan
objek dari filsafat. Objek filsafat agama tersebut tidak hanya persoalan-persoalan
ketuhanan semata, tetapi juga sampai kepada persoalan-persoalan eskatologis.
Persoalan eskatologis pada umumnya berbicara tentang hari kiamat dan hal-hal
yang akan dialami manusia pada waktu itu, seperti persoalan keadilan Tuhan,
penerimaan pahala dan siksa. Pentingnya persoalan eskatologis sebagai objek
pembahasan filsafat agama karena eskatologislah yang mendorong
orang bersemangat orang untuk menjalankan ajaran agamanya. Tanpa ada tanggung
jawab terhadap amal perbuatannya keberadaan agama menjadi kurang menarik. Hidup
sesudah mati inilah yang membuat pemeluknya menjadi tertarik kepada agama.
Filsafat agama sebenarnya
bukanlah langkah untuk menyelesaikan persoalan agama secara tuntas. Pembahasan
filsafat agama hanya bertujuan untuk mengungkapkan argumen-argumen yang mereka
kemukakan dan memberikan penilaian terhadap argumen tersebut dari segi
logisnya.
Filsafat agama dimulai dari orang-orang
yang beragama, dan orang-orang yang beragama membawa pengalaman-pengalaman
manusiawi yang dipahami dalam kaitannya dengan konsepsi seperti yang suci,
illahi, sakral, memiliki kekuasaan. Tetapi setelah muncul pengalaman dan klaim
tentang konsep-konsep tersebut maka dapat dipertanyakan persoalan tentang
tujuan melakukan pembuktian dan mungkin perluasan dan penghubungan, pengalaman,
dan klaim itu melalui cara-cara yang menyatukan eksistensi manusia. Sejak saat
itu filsafat dimulai dengan sesuatu yang telah ada, yaitu pengalaman dan klaim
dari manusia tetapi kemudian filsafat memiliki sesuatu yang penting berkenaan
dengan bagaimana yang telah ada itu dapat dipahami.[4]
3)
Pengertian
teologi
Sulit sekali untuk mengartikan
pengertian teologi secara tepat, teologi terdiri dari dua kata “theos” dan
“ology”. “theos” dalam bahasa Yunani berarti Tuhan, yang berkenaan dengan
ketuhanan. Sedangkan “ology” di petik dari bahasa Yunani “logos” yang berarti
percakapan, penilaian, pengkajian, penelitian yang dapat di pahami melalui
pembicaraan dan pemikiran manusia.[5]
Selain itu teologi juga di artikan sebagai keseluruhan
pengetahuan adi kodrati
yang objektif lagi kritis dan yang disusun secara metodis, sistemis dan
koheren; pengetahuan ini menyangkut hal-hal yang diimani sebagai
wahyu Allah atau berkaitan dengan wahyu itu.[6]
Jadi teologi menurut pemakalah adalah suatu cabang
ilmu pengetahuan di mana di dalamnya berkaitan dengan tuhan, dan kebenaran di
dapatkan berdasarkan wahyu dari Allah (di sesuiakan dengan agama
masing-masing).
Pada masa Aquinus teologi memperluas cakupannya
sehingga meliputi doktrin, etika spiritualitas, filsafat, peraturan-peraturan
gereja, dan mistisisme. Pada saat itu teologi menjadi ratunya ilmu-ilmu
meskipun sangat terkait dengan humanitas dan ilmu. Meskipun cakupan teologi itu
luas, teologi itu sendiri berpusat pada tradisi kristen dan pada dasarnya
berkaitan dengan tradisi kristen. Meskipun demikian dalam waktu yang panjang,
tebuka jalan bagi munculnya teologi dari tradisi keagamaan lainnya, sehingga
akhirnya muncul teologi yahudi, muslim, hindu, sikh dan seterusnya yang dapat
dilihat sebagai teologi yang memiliki otentitasnya sendiri.
Adapun ciri-ciri teologi itu sendiri adalah:
a)
Selalu berkaitan denga tuhan
b)
Doktrin tetap menjadi elemen signifikan dalam memaknai
teologi.
c)
Teologi sesungguhnya adalah aktifitas yang muncul dari
keimanan dan penafsiran atas keimanan.[7]
B.
Perbedaan
Antara Perbandingan Agama, Filsafat Agama Dan Teologi
Tema-tema pokok atau fundamental agama
adalah juga merupakan objek kajian dalam teologi. Sementara, teologi adalah
kajian yang sungguh-sungguh berbeda dengan filsafat agama. Untuk lebih
memperjelas apa yang dimaksud dengan filsafat agama, kiranya perlu dijelaskan
perbedaaan antara perbedaan perbandingan agama, filsafat agama dan teologi.
Ada beberapa Perbedaan antara
perbandingan agama, filsafat agama da teologi di antaranya yaitu:
1. Agama
Ø Agama mempercayai akan adanya kebenaran dan khayalan
dogma-dogma agama.
Ø Perbandingan agama membahas perbandingan dari beberapa agama tetapi bukan untuk
membenarkan atau menyalahkan.
Ø Agama mendahulukan kepercayan dari pada pemikiran.
Ø Agama adalah kebenaran yang bersumber
dari wahyu Tuhan mengenai berbagai hal kehidupan manusia dengan lingkungannya.
2. Filsafat
agama
Ø filsafat agama bermaksud menyatakan kebenaran
atau ketidak benaran dasar-dasar agama.
Ø filsafat agama tidak membahas dasar-dasar ajaran
dari agama tertentu, tetapi dasar-dasar agama pada umumnya.
Ø Filsafat mempercayakan sepenuhnya kekuatan daya
pemikiran.
Ø filsafat
agama tidak terikat pada dasar-dasar agama tertentu.
3. Teologi
Ø teologi sudah menerima dasar ajaran agama
sebagai kebenaran.
Ø teologi membahas dasar-dasar ajaran agama
tertentu. Misalnya teologi kristen, teologi muslim dsb.
Ø Teologi berkaitan dengan tuhan dan kebenaran
yang di terima berdasarkan wahyu Allah.
Ø Teologi
hanyalah sebatas upaya memberikan penjelasan atau interpretasi tentang
dasar-dasar agama, atau upaya mencari legalitas rasional atas ajaran agama
tertentu.[8]
IV.
KESIMPULAN
1. Perbandingan
agama adalah ilmu yang membandingkan asal-usul, struktur dan ciri-ciri dari
berbagai agama di dunia, dengan maksud untuk menentukan persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaannya yang sebenarnya, sejauh mana hubungan antara satu agama
dengan agama yang lain, dan superioritas dan inferioritas yang relatif apabila
di anggap sebagai tipe-tipe.
2. Filsafat
agama adalah suatu penyelidikan yang bersifat kritis tentang agama berdasarkan
makna istilah-istilah, bahan bukti, dan prinsip-prinsip verifikasi.
3. Teologi
adalah keseluruhan pengetahuan adi kodrati
yang objektif lagi kritis dan yang disusun secara metodis, sistemis dan
koheren; pengetahuan ini menyangkut hal-hal yang diimani sebagai wahyu Allah
atau berkaitan dengan wahyu itu.
4. Perbedaan
antara perbandingan agama, filsafat agama dan teologi yaitu:
a) Agama
Ø Agama mempercayai akan adanya kebenaran dan khayalan
dogma-dogma agama.
Ø Perbandingan agama membahas perbandingan dari
beberapa agama tetapi bukan untuk membenarkan atau menyalahkan.
Ø Agama mendahulukan kepercayan dari pada pemikiran.
Ø Agama
adalah kebenaran yang bersumber dari wahyu Tuhan mengenai berbagai hal
kehidupan manusia dengan lingkungannya.
b) Filsafat
agama
Ø filsafat agama bermaksud menyatakan kebenaran
atau ketidak benaran dasar-dasar agama.
Ø filsafat agama tidak membahas dasar-dasar ajaran
dari agama tertentu, tetapi dasar-dasar agama pada umumnya.
Ø Filsafat mempercayakan sepenuhnya kekuatan daya
pemikiran.
Ø filsafat
agama tidak terikat pada dasar-dasar agama tertentu.
c) Teologi
Ø teologi sudah menerima dasar ajaran agama
sebagai kebenaran.
Ø teologi membahas dasar-dasar ajaran agama
tertentu. Misalnya teologi kristen, teologi muslim dsb.
Ø Teologi berkaitan dengan tuhan dan kebenaran
yang di terima berdasarkan wahyu Allah.
Ø Teologi
hanyalah sebatas upaya memberikan penjelasan atau interpretasi tentang
dasar-dasar agama, atau upaya mencari legalitas rasional atas ajaran agama
tertentu.
V.
PENUTUP
Demikian makalah tang dapat kami sampaikan. Kami selaku pemakalah
sadar bahwa makalah ini tidaklah sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna pembenahan kedepannya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pemakalah khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Mukti, Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia, Mizam, Bandung, 1994
Connolly, Peter, Aneka Pendekatan Studi Agama, Lkis, Yogyakarta, 2002
Nico Syukur Dister OFM, Pengantar Teologi, Kanisius, Yogyakarta, 1990
Praja, Juhaya S, filsafat dan metodologi ilmu
dalam islam, Teraju, Jakarta, 2002
Roth, John K, Persoalan-Persoalan Filsafat Agama, pustaka pelajar, Yogyakarta,
2003
http://mickeystu.blogspot.com/2012/12/filsafat-ilmu-pengetahuan-dan-agama.html, diakses tgl 5/3/2013
[1] Mukti Ali, Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia, Mizam, Bandung, 1994, hal.14
[3] John K. Roth, Persoalan-Persoalan Filsafat Agama,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hal. 10-11
[5] Juhaya S. Praja, Filsafat Dan Metodologi Ilmu Dalam Islam,
Teraju, Jakarta, 2002, hal. 41-42
[6]
Nico Syukur Dister OFM, Pengantar
Teologi, Kanisius, Yogyakarta, 1990, hal. 29
[7] Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama, Lkis,
Yogyakarta, 2002, hal. 318-319
[8] http://mickeystu.blogspot.com/2012/12/filsafat-ilmu-pengetahuan-dan-agama.html, diakses tgl 5/3/2013
0 komentar:
Posting Komentar